Jumat, 05 Februari 2010

My home is my palace inilah yang kita dengar dari orang barat atau dalambahasa sunda kasar ala Ciamis selatan Imah aing nyaeta Istana aing dan dari sinilah terinspirasi tentang pentingnya rumah tempat kita tinggal dan beristirahat bahkan dalam percakan sehari2 orang Mesir rumah dipakai untuk mengutuk orang atau sebaliknya untuk mendo'akan seseorang. dalam bahasa arab rumah adalah BAET dan mungkin siapapun yang pernah mengujungi Mesir atau menonton film Mesir akan mendengar kata -Allah yahreb baetek yang artinya Allah merusak rumahmu inilah cara mereka untuk mengutuk seseorang atau mungkin kita mendengar seperti Robbuna ammar baetak yang artinya Tuhan kita mudah2an membangun rumahmu ini mungkin mendo'akan yang paling unik yang saya dengar selama ini dalam kitab suci AL QUR,AN kata rumah atau baet,buyut,maskan dan sebagainya sering kita jumpai ini menunjukan bahwa manusia dan rumah sesuatu yang tak bisa di pisahkan kapanpun dan dimanapun baik itu jaman firaun masih pakai kolor doang atau jaman sekarang jaman dimana segala sessuatu bisa kita dapatkan di internet. Apapun bentuk rumah tampa melirik design dan materialnya itu menjadi kebanggan pemiliknya bahkan mungkin menjadi kebanggaan sebuah suku bangsa maka dari itu kita jumpai yang namanya Rumah adat suku Papua atau bugis atau minang ect. pada sesuatu komunitas yang hidup di tanah gersang seperti suku Arab badu yang hidup di padang pasir rumahnya hanya berupa tenda yang sangat has dari warna dan designnya dan mereka sangat membanggakan rumahnya padahal ketika hujan turun nyaris rumahnya badu itu tak bisa menahan air hujan. pada kesempatan ini saya ingin mengatakan sesuatu bahwa memiliki rumah adalah impian saya dari jaman baheula dan sayangnya impian hanyalah impian dan sampai sekarang impianitu belum terrealisasi baru pada akhir th 2009 saya mulai melangkah untuk merealisasikan impian saya dahulu. dengan tekad yang bulat dan memang hanya tekad yang aku miliki karena dana untuk mewujudkannya tidak ada kecuali beberapa rupiah yang ada di account saya. jujur saja saya tidak punya pengalaman dalam medirikan bangunan pengalaman saya tentang itu zero berbeda dengan temanku mas AGUS PIPIN alias AHMAD dari Jogja yangmana dia punya banyak pengalaman dalam mendirikan banguna secara teori(edukasi) dan lapangan bahkan dia banyak menasehati saya dan saya sangat bersyukur tentang nasehatnya yang sangat berharga maklum dia keluaran UGM jurusan tehnik bangunan. sekalilagi terimakasih atas nasehat temanku AGUS PIPIN. Dan inilah Photo proyek rumah saya dengan design dan idea sendirian dan baru selesai 45 % dengan dana sekitar 116 juta rupiah sampai detik ini dan semoga Allah meudahkan saya dalam menyelesaikannya ..Amiiiiin ya robbal alamiiiiin



membangun rumah di kampung bau lisung berbeda dengan di kota bukan hanya dana yang jadi pikran tapi juga masalah alat2 yang di perlukan contohnya untuk mencurahkan beton kalau di kota mumkin cukup dengan mendatangkan mobil molen sedangkan di kampung jangankan mobil molen mesin molen buat membikin beton juga nyarinya sulit setengah mati dan solusinya yang hidup di kampung terpaksa mendatangkan banyak pekerja tentunya mengeluarkan extra dana mulai dari rokok pekerja makanan sampai transportasi saya sendiri ketika pencurahan cor atas mengerjakan sekitar 70 orang perorang 50.000 dari jam 7.30 sampai jam 1.30

beginilah keadaan di kampung ..tapi aku percaya setelah kesulitan pasti kita temukan setitik sinar di ujung jalan